Yeah. Aku masih
saja memikirkannya. Walau harapan untuk bersamanya telah kubunuh dan kukubur
jauh mendalam. Aku tetap memikirkannya. Keyakinanku memang tak lagi padanya.
Aku telah mengikhlaskannya. Jauh lebih mudah untuk mengikhlaskannya. Daripada
untuk memperjuangkannya.
Setidaknya aku
bisa tersenyum melihatnya bahagia. Aku bisa bahagia melihatnya tersenyum.
Melihatnya berdamai dengan masa lalu. Dan menemukan masa depan yang dia
impikan. Sungguh, aku mengikhlaskannya bahagia tanpaku.
Tidak. Aku tidak
terluka karena ini. Aku hanya sedikit merasa sakit, karena belum saatnya aku
mereguk bahagia. Tapi itu tak berpengaruh terhadap apapun. Aku sudah terbiasa
tidak mendapatkan apa yang aku mau. Dia, dan rasa itu, bukan satu-satunya yang
kuinginkan.
Kak, terima kasih.
Karena kehadiranmu membuatku berani untuk membuka diri. Membuka hati yang rapat
dengan kesakitanku. Walau ternyata kehadiranmu bukan untuk menikmati rasa yang
kupunya untukmu. Walau ternyata bukan aku yang akan kau pilih. Tapi terima
kasih. Untuk semua waktu. Untuk semua kesakitan. Untuk semua bahagia semu. Ya,
aku sempat merasa bahagia. Walau singkat kunikmati. Bahagia sempat berada di
sampingmu…
Terima kasih,
Kak…^^
0 komentar: