Telaga Keikhlasan


Gue ikhlas.
Kalo pada akhirnya gue gak jadi sama lo.
Memang terasa percuma gue sabar selama ini. Tapi gue gak sanggup bertahan kalo gak ada kepastian.
Memang terasa menyakitkan. Tapi yang gue rasain masih sekulit ari.

Yuk, Mareee...


Yeah. Aku masih saja memikirkannya. Walau harapan untuk bersamanya telah kubunuh dan kukubur jauh mendalam. Aku tetap memikirkannya. Keyakinanku memang tak lagi padanya. Aku telah mengikhlaskannya. Jauh lebih mudah untuk mengikhlaskannya. Daripada untuk memperjuangkannya.

Pada Sebuah Jalan


“Permisi, numpang tanya?” tulisku pada sebuah sms yang kukirim untukmu.
“Iya Neng, ada apa?
“Mau tanya, alamat menuju hatimu dimana ya?” jawabku asal.
“Itu di jalan sabar nomor 5, Neng. Lewat jalan raya ikhlas aja, ya!”
Aku sedikit menahan tawa saat membaca smsmu. Namun, segelitik rasa khawatir melanda hati. Bagaimana bila ini memang sesungguhnya yang ada dihatimu?